Ketika seseorang menginjak usia 23 tahun atas, orang-orang banyak menghabiskan waktunya dengan banyak sekali pilihannya.
Ada yang masih menentukan untuk tetap berada di zona nyamannya, dengan menikmati hari-hari dengan melaksanakan banyak sekali kegiatan bersifat dunia, ada yang tetapkan bekerja hingga mantap menikah.
Tapi berbeda dengan Lailatul Qomariyah.
Hari-harinya dipergunakan untuk meraih prestasi setinggi mungkin hingga karenanya berhasil mewujudkan cita-citanya di usia 27 tahun. Ya, di usia tersebut, Lailatul berhasil menuntaskan kuliah S3 dan lulus doktor dengan IPK 4.0.
Mendengar gelar sarjana yang dia raih, orang-orang mungkin berasumsi kalau Lailatul ialah seorang anak cerdas yang terlahir dari keluarga mampu.
Namun nyatanya, tidak. Laila, sapaan akrabnya, hanyalah anak dari seorang tukang becak dan buruh tani. Dia juga dibesarkan oleh kedua orangtuanya, Saningrat (43) dan Rusmiati (40) dengan sederhana, tanpa menerima asupan bergizi tinggi tiap harinya serta menerima pelajaran aksesori di luar jam sekolah, mengingat kondisi perekonomian keluarga yang pas-pasan.
Tapi atas kebesaran Yang Maha Kuasa, Laila tumbuh menjadi seorang anak cerdas.
Dia terus menerus menerima ranking 1 semenjak di kursi SD (SD). Berkat prestasinya itu pula, Laila hingga menerima beasiswa di SMAN 1 Pamekasan dan sekarang meraih gelar doktor dari Institut Tekhnologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, melansir
Kompas.com.