Di mata masyarakat awam, mempunyai gelar sarjana dan menjalani profesi sebagai seorang guru merupakan suatu kondisi hidup yang sejahtera, alasannya yakni penghasilan terjamin. Tapi faktanya, hidup para guru tidak kurang lebih dengan masyarakat biasa, terlebih untuk mereka yang masih berstatus honorer.
Alhasil, mereka pun harus memakai kedua kakinya sebagai penunjang menempuh jalan. Seperti itu pula yang harus dilalui seorang guru di Laguna, Filipina. Jarak yang ditempuhnya setiap hari pun tidak main-main, mencapai 8 kilometer.
Jauhnya jarak yang ditempuh itulah yang menciptakan sepatu guru berjulukan Cesar Punzalan ini hingga rusak parah.
Kondisi memprihatinkan dari sang guru ini ternyata diperhatikan oleh muridnya di Immaculate Heart of Mary School.
Awalnya Cesar tampak ragu membuka kotak itu alasannya yakni mungkin berpikir akan mendapat prank dari murid-muridnya, entah kodok atau kecoak di dalamnya, menyerupai yang banyak dilakukan anak muda jaman sekarang.
Tapi begitu dibuka, Cesar eksklusif terkejut dan meneteskan air mata yang mewakili rasa harunya.
Tangisnya pun semakin pecah ketika salah seorang murid menjawab pernyataannya yang tidak pernah mengharapkan apa-apa dari murid-muridnya, alasannya yakni ia lapang dada membagikan ilmu kepada mereka.